Jumat, 23 Januari 2009

Berpetualang ke Planet Bicara

Pada hari libur, 7 akhwat selalu berpetualang. Kali ini mereka berpetualang bersama kakak akhwat pembina yang bernama Bu Nuro Yasrib. Sekarang kita akan berpetualang ke Planet bicara. Tahukah kalian planet bicara?. Hani salah satu dari 7 akhwat petualang yang sangat penasaran, karena dia selalu ingin bicara pada semua yang dia mau. Tapi dimana yah letaktnya?. Untungnya Nabila punya Laptop Doraemon, jadi kami dapat mengetahui letak Planet dan Rahasia yang tidak diketahui oleh orang banyak. Setelah mengetahui letak Planet bicara dari Laptop doraemon milik Nabila, 7 akhwat petualang kebingungan.
"Tapi bagaimana caranya kita kesana? tempay itukan di luar angkasa?..." Tanya salah satu dari mereka.
"Oh iya...Bu Nurokan punya rocket burung yang sangat cepat lebih cepat dari pesawat supersonic" Ingat Sagita mengagetkan teman-temannya
Bu Nuro masi ada di luar ruangan tempat 7 akhwat berkumpul. Merekapun keluar untuk meminta izin kepada Bu Nuro.
" Assalamu'alaikum...." serentak mereka memberi salam
"wa'alaikum salam anak-anak" jawab bu Nuro tersenyum
"Bu' kami datang kesini, untuk meminjam rocket burung ibu. Apakah boleh bu'?" Tanya Dhia
"Oooh...boleh-boleh, kalian mau kemana? ko pakai rocket burung sih?" tanya bu Nuro heran.
"mmmh...kami ingin ke planet bicara bu'" Jawab Yunita mewakili teman-temannya
"Haaaaaaaaaaaaaaaaah???????Ke palnet bicara. Aaaaaah rasanya ga mungkin kalian kesana" kata bu Nuro terkejut
"Insya Allah, kami bisa kesana dengan mengikuti petunjuk yang ada di laptop doremon milik Nabila" Kawab Hani
"Oh iya kalau kalian sudah punya petunjuk dan sangat ingin ke sana. Hati-hati yah!!!!" Seru Bu Nuro
"Insya Allah kami hati-hati bu',Assalamu'alaikum" kata mereka serentak
"wa'alaikumsalam anak-anak" Bu Nuro menjawab salam

Dengan ucapan Bismillah, 7 akhwat melaksanakan petualangannya menuju Planet Bicara. 1 jam perjalanan akhirnya 7 akhwat sampai di Planet Yasrib.
"Alhamdulillah akhirnya kita sampai di planet Yasrib" kata Divya
"lhooo...ngapain kita kesini? kan tujuan kita ke Planet bicara?" Oceh Hani heran
"Hani sabar yah!!!kita mau menjemput Bu Nuro Yasrib" bujuk Nida kepada Hani

"Assalamu'alaikum akhwat-akhwat"
Tidak lama kemudian ada suara wanita yang memberi salam. Itu adalah suara Nuro Yasrib pemilik Planet Yasrib
"wa'alaikumsalam" jawab 7 akhwat
"7 akhwat, kalian akan kemana sekarang?" tanya Nuro Yasrib
"ooooh kami ingin ke planet bicara" jawab Nida
"bolehkah saya ikut sebagai kakak pembimbing kalian menuju planet bicara?" pinta Nuro Yasrib
"ooooooooh boleh, tapi berangkat sekarang yah!!!" jawab Hani seakan tak sabar sampai ke palnet bicara
"tapi letaknya dimana?" tanya Nuro yasrib
"oo0o0o0... kalau soal itu tanya aja k' pada ahlinya yaitu Nabila" Yunita memuji sahabatnya
" ko' aku sih ahlinya memangnya aku ilmuwan" kata Nabila mengelus kepalanya
"Bukan siiih, tapi bisa ajakan Nab" jawab Yunita
7 akhwat dan Nuro Yasrib tertawa

Perjalanan dilanjutkan, 2 jam kemudian sampailah mereka di Planet Bicara. Hani yang terkenal cerewet dikalangan 7 akhwat langsung turun dari rocket dan berlari-lari sambil berbicara mengajak semua benda yang ada di planet bicara berkenalan.
"Hani.........................." semua berteriak memanggil Hani
"What...ada apa sih teman-teman?ko manggil-manggil sih? aku cantik yah? hehehehe" Celoteh Hani kegirangan
"cantik dari Hongkong" kata sagita
"cantik siiih, tapi kalau dilihat dari jarak yang jauh" komentar Divya
"Kita cari pantai yu'" Pinta Hani
"ayu-ayu..........."Kata Nida terburu-buru
"Ok deh Let go!!!!!" sambut Dhia
"ok-ok, kalian ke pantai. aku dan Nuro Yasrib akan meneliti planet ini" Kata Nida

Penelitian bersama Nuro Yasrib dimulai. Dalam perjalanan di sekitar Planet bicara tiba-tiba mereka menemukan tali yang bisa berbicara. Di ujung tali tersebut terdapat bendera. Tali itu mengeluarkan suara yang aneh. Kami mendekatinya dan ternyata mereka sedang menangis. Tali itu menangis karena kehilangan tongkatnya. Rupanya benda itu adalah sebuah seutas tali yang diikatkan bendera. Namun bendera yang ada di ujungnya tak lagi bisa berkibar karena kehilangan tongkat yang menopang tali tersebut. Nuro Yasrib dan beberapa akhwat yang ikut bersamanya ikut bersedih. Mereka berusaha untuk melihat di sekeliling tali tersebut yang bisa menopangnya agar bendera di ujung tali itu bisa berkibar. Namun tak ada sesuatupun di dekat sana. Akhirnya mereka putuskan untuk pergi dan hanya berdoa untuk bendera tersebuta agar bisa berkibar kembali.
Mereka melanjutkan perjalanan, dari jau mereka melihat pantai pasir putih. Di sudut sana mereka melihat teman-temannya yang sedang bermain di lautan.
"sepertinya planet ini sangatlah kecil yah? tidak seperti planet tempat tinggal kita?" komentar Nuro Yasrib
"Kenapa begitu?"tanya Nida
"Karena kita berpisah dengan teman-teman di belakang sana dan dalam perjalanan yang sangat singkat kita bertemu lagi dengan teman-teman didepan sana. Berarti planet ini sangat kecil" Nuro Yasrib menjelaskan dengan sangan jelas
" iya yah....sangat kecil dan bulat. Karena kita seperti mengelilingi planet ini" tambah Nida

Mereka berjalan menghampiri teman-temannya yang sedang bermain di pinggir pantai
"K' nuro... lihat kesana...., Hani bermain dengan tongkat. Mungkin itu tongkat penopang bendera yang bersedih tadi" Kata Nida sambil menunjuk ke arah Hani
"Oh iya....mungkin itu tongkatnya" kata Nuro Yasrib
Nuro Yasrib melangkah mendekati Hani lalu memanggilnya
"Hani......"
"ya K' Nuro..., ada apa?" tanya Hani
"Tongkat ditanganmu itu, kamu ambil dimana?"Tanya Nuro Yasrib
"o0o0o0h ini......,hmmmm di sana..."Hani menunjuk arah datangnya Nuro Yasrib dan teman-teman yang ikut meneliti.
"Apakah tongkat itu yang tadi menopang bendera?"
"iya" jawab Hani tanpa rasa bersalah
Nuro Yasrib mengajak Hani ke tempat tali dan bendera itu. Kemudian menyuru Hani mengembalikan tongkat itu ke tempatnya dibantu oleh 6 akhwat lainnya. Kini tali dan bendera itu tak lagi bersedih. Dan Hanipun sadar dengan kesalahannya karena telah mengambil sesuatu tanpa izin.
7 akhwat dan Nuro Yasrib kelelahan dan mereka akhirnya pulang ke Planet mereka masing-masing.

Karya: Sagita Zubair
Editing: Nura Yasrib

Petualangan 7 akhwat akan kembali lagi, jangan bosan yah!!!!!!!


Aksi Palestina oleh Anak JSIT

Orasi oleh Pak Asep Kepsek HARUM


Pasukan Jihad Barisan Depan


Long March

Teater dari SDIT HARUM


Siap Berjuang Dalam Doa

Ekspresi dalam Poster untuk Palestina


17 Januari 2009 JSIT (Jaringan Sekolah Islam Terpadu) Karawang melaksanakan aksi keprihatinan atas penderitaan Rakyat Muslim yang ada di Palestina. Aksi ini merupakan kegiatan pertama yang diluncurkan oleh JSIT. Aksi ini mengikut sertakan kurang lebih 2000 orang (santri dan guru) dari Sekolah Islam Terpadu yang ada di daerah Karawang, beserta beberapa TKIT yang bergabung dalam FORSIL.
Kegiatan ini terlaksana berkat kerja sama dari beberapa sekolah diantaranya dari SDIT Al Irsyad, SDIT Harapan Ummah, SDIT Lampu Iman, dan SDIT Amani. Kegiatan ini mampu mempererat jalinan silaturrahim antar sekolah dengan lahirnya ide-ide cemerlang demi suksesnya kegiatan tersebut.
Aksi Peduli Palestina ini di mulai di Mesjid Al Jihad Karawang. Di awali oleh happening art yang berisi orasi dari siswa, nasyid, teater dan penyerahan simbolis bantuan dana untuk Palestina dan untuk korban banjir di Kabupaten Karawang oleh Pak Asep Saepudin, S.PdI yang mewakili kepsek-kepsek SIT kepada Ketua JSIT Karawang Ibu Lia Sobariah, S.PdI. Dan doa bersama untuk rakyat Palestina dan untuk korban Banjir.
Antusias anak anak santri-santri SDIT sangatlah besar terbukti dari penampilan-penampilan mereka dalam pagelaran seni yang tak lain berkaitan dengan penderitaan Rakyat-rakyat Muslim di Palestina.
Acara tersebut dilanjutkan dengan Long March dimulai dari Masjid Al Jihad Karawang berakhir di depan DPRD Karawang. Seluruh peserta yang hadir mengikuti acara tersebut terkecuali untuk anak-anak TK, mereka tidak diikutkan dalam acara Long March. Di depan DPRD Karawang kembali diadakan orasi oleh Santri SDIT dan acara ini diakhiri dengan pelaksanaan Shalat Ghaib.
Acarapun selesai dan semoga JSIT Karawang memprogramkan kegiatan-kegiatan lain yang bermanfaat untuk anak-anak Muslim di Karawang pada khususnya dan anak-anak Muslim di Indonesia pada umumnya.




(Nura Yasrib)

Kamis, 01 Januari 2009

Pa Dhani

Tampang keren, tapi sendal jepitnya itu lho

Keeereen jalan-jalan di pinggir pasar